20 Oktober 2011


1.      Pendahuluan
Setiap manusia pastinya menginginkan hidupnya selalu bahagia, baik dengan orang yang dicintainya ataupun dengan dirinya sendiri. Namun dibalik itu semua, setiap manusia juga mengalami suatu permasalahan yang pelik, sehingga mengakibatkan manusia itu sendiri merasa berat untuk menjalani hidup ini.
Terkadang jika manusia itu memiliki jalan pikiran yang pendek, bisa saja dia mengakhiri hidupnya dengan cara yang tragis. Dalam hal ini bisa dilihat, bahwa golongan yang seperti mentalnya terganggu. Namun ada juga yang tidak bisa menyelesaikan permasalah yang ada dalam hidupnya, akibatnya dia tidak bisa menyelesaikan masalah dan tidak kuat menghadapi permasalahan yang ada dan membuatnya menjadi kehilangan kesadarannya sebagai seorang manusia yang normal.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, maka penulis akan mencoba untuk menguraikannya lebih dalam lagi mengenai Gangguan Jiwa tersebut.
2.      Pembahasan
Dari berbagai penelitian dapat dikatakan bahwa gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental.[1] Dijelaskan kembali, bahwa neurose atau gangguan jiwa adalah gangguan kepribadian yang relatif ringan, sebagai akibat dari ketegangan yang kronis, konflik, frustasi dan ketidakmampuan pribadi yang tidak terekspresikan dalam gejala-gejala perilaku sindroma.[2]
Dapat diambil suatu kesimpulan bahwa gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan yang tidak normal yang diakibatkan dari adanya ketegangan yang kronis, konflik, frustasi. Jadi, gangguan jiwa itu suatu keadaan yang tidak normal. Keadaan yang tidak normal itulah yang kemudian dibagi menjadi dua bagian, yaitu neurose dan psikose.
Adapun neurosis atau gangguan jiwa, yakni penderita atau individunya mengalami dan perlu mendapat perawatan yang khusus, dan bersifat klinis dan bahkan perlu perawatan dirumah sakit.
Maka tidaklah bisa di diamkan hal yag demikian, walaupun pada dasarnya neurosis merupakan gangguan kepribadian yang relatif ringan. Namun jika dibiarkan bukan lagi menjadi hal yang ringan, bahkan menjadi hal yang sangat berat, yaitu mengharuskan sipenderita dirawat secara intensif.
Thorpe mengemukakan neurosis merupakan kondisi emosi yang salah satunya ditandai dengan tekanan dari luar. Sementara George W. Kisker mengemukakan neuorsis merupakan tingkah laku salah suai, dimana seseorang merespon stres dengan kecemasan yang menetap.
Sebagai contoh adalah:
gangguan psikomotor : Hiperaktivitas, pasien melakukan pergerakan yang berlebihan naik ke atas genting berlari, berjalan maju mundur, meloncat-loncat, melakukan apa-apa yang tidak disuruh atu menentang apa yang disuruh, diam lama tidak bergerak atau melakukan gerakan aneh.
Ada 7 ciri seseorang mengidap gangguan jiwa, jika ciri - ciri ini dapat dikenali dengan baik maka gangguan tersebut akan terdeteksi dengan sangat cepat, semakin cepat sebuah gangguan jiwa terdeteksi maka penanganannya juga lebih cepat. Melihat acara ditelevisi yang menayangkan banyaknya kejadian Bunuh Diri, maka perlu peran serta masyarakat agar kejadian bunuh diri tersebut dapat berkurang.
  1. Menarik diri dari interaksi sosial : seseorang mulai memiliki keinginan untuk menyendiri, memiliki imaginasi yang sangat tinggi dan menikmati sebuah suasana kesendirian, suasana kesendirian yang terlalu berkepanjangan membuat seseorang menikmati kesendirian tersebut dan memicu munculnya fantasi - fantasi semu, jika fantasi - fantasi tersebut berubah menjadi sebuah persepsi nyata dan persepsi tersebut diyakini oleh yang bersangkutan maka seseorang tersebut akan mulai berbicara sendiri, berbicara dengan fantasinya dll.
  2. Mengalami kesulitan mengorientasikan waktu, orang dan tempat. Seseorang mengalami ketidakmampuan untuk mengingat dimana dia berada dan jam berapa dia saat itu, orang dengan kesulitan orientasi ini terjadi karena memorinya hanya berputar pada masalah - masalah yang dia pikirkan, sehingga dia kehilangan kemampuan untuk mengenali waktu dan tempat.
  3. Mengalami penurunan daya ingat dan daya kognitif parah : ketika diminta untuk melakukan perhitungan sederhana maka dia tidak mampu melakukan dengan mudah, perhitungan yang mudah tersebut menjadi sebuah tugas sulit untuk mereka.
  4. Mengabaikan penampilan dan kebersihan diri : orang dengan gangguan jiwa mengabaikan penampilan dan kebersihan diri, gambaran dirinya negativ sehingga mereka menganggap penampilan tersebut tidak penting, bahkan beberapa penderita gangguan jiwa parah telanjang dan tidak mengenakan busana berkeliaran kemana - mana.
  5. Memiliki labilitas emosional : bisa mengalamai perubahan mood yang sangat cepat, perubahan yang fluktuatif ini membuat penderita gangguan jiwa menjadi susah terkontrol, stimulus yang sangat ringan bisa membuat mereka menjadi marah secara berlebih atau justru sedih secara berlebih.
  6. Memiliki perilaku yang aneh : mengurung diri dikamar, berbicara sendiri, tertawa sendiri, marah berlebihan dengan stimulus ringan, tiba - tiba menangis, berjalan mondar - mandir, berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas.
  7. Memiliki keengganan melakukan segala hal : mereka berusaha untuk tidak melakukan apa - apa bahkan marah jika diminta untuk melakukan apa - apa.[3]
Jika anda menemukan beberapa gejala tersebut, alangkah baiknya segera membawa orang yang bersangkutan ke Psikiater, Dokter Spesialis Jiwa, Rumah Sakit Jiwa atau ke Klinik Penyembuhan gangguan jiwa sehingga penderita masih bisa ditolong secepat mungkin.  
Untuk mengetahui neurosis lebih jauh, berikut sedikit dipaparkan tentang bentuk-bentuk dari neurosis itu sendiri:
1.      Nerveous, bentuk reaksinya seperti menghisap ibu jari, menggigit kuku dan salah tingkah.
2.      Worry, yang ditandai dengan rasa takut, cemas dan tegang.
3.      Neurosis yang traumatik, yaitu gangguan kejiwaan setelah mengalami peristiwa traumatik, seperti kecelakaan lalu lintas, serangan bom, pengalaman perang dan pemerkosaan.
4.      Anxiety (cemas), merupakan ketidak berdayaan neurotik, rasa tidak aman, tidak matang dan ketidakmampuan dalam menghadapi tuntutan realitas.
5.      Psihastenia merupakan suatu pola neurostik yang ditandai dengan gejala-gejla mental yang tidak tepat, dalam mana perasaan, gagasan atau perbuatan individu berlangsung diluar kobtrol dirinya.[4]
Itulah kelima bentuk neurosis yang ada pada diri manusia yang pada suatu waktu-waktu dapat timbul kapan saja dan dalam keadaan apapun. Oleh karena itu, sebenarnya neurosis dapat dicegah dan tidak perlu mendapatkan perawatan khusus bagi si penderitanya. Lalu timbullah sebuah pertanyaan, bagaimanakan langkah kita untuk mencegah agar neurosis tidak dengan mudah menyerang dan bersarang dalam diri manusia ketika mendapatkan suatu permasalahan yang dihadapinya dan tidak sanggup untuk menyelesaikannya.     
Tentunya untuk menjawab hal yang demikian, haruslah diketahui terlebih dahulu tentang adanya neurosis yang timbul pada diri manusia. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa neurosis merupakan  kumpulan dari keadaan yang tidak normal yang diakibatkan dari adanya ketegangan yang kronis, konflik, frustasi, itu artinya hal yang terjadi pada diri manusia tidak terlepas dari adanya gangguan mental pada diri seseorang.
Maka dari itu, dirasa perlu untuk membangun mental yang kuat dan tidak mudah terserang dengan gangguan yang dapat mengakibatkan dirinya menjadi frustasi dan sebagainya.
Dr. Zakiah Dardjat dalam bukunya Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental mengatakan bahwa ada beberapa syarat yang harus dilakukan oleh seseorang untuk membangun mental yang kuat dan tidak mudah putus asa. Yaitu:
a.       Pendidikan, yang dimulai dari rumah tangga, dilanjutkan di sekolah dan sekaligus dalam masyarakat. Pembangunan mental, mulai sejak anak lahir, dimana semua pengalaman yang dilaluinya mulai dari lahir sampai mencapai dewasa menjadi bahan dalam pembinaan mentalnya.
b.      Pembinaan moral. Harus dilakukan sejak kecil, sesuai dengan umurnya. Karena setiap anak dilahirkan belum mengerti mana yang dan mana yang salah dan belum tahu batas-batas dan ketentuan-ketentuan moral yang berlaku dalam lingkungannya.
c.       Pembinaan jiwa taqwa, jika kita menginginkan anak-anak dan generasi yang akan datang bertumbuh ke arah hidup bahagia membahagiakan, tolong menolong, jujur, benar dan adil, mau tidak mau penanaman jiwa taqwa perlu sejak kecil.[5]
Itulah tiga syarat yang harus dilakukan oleh seseorang, yang apabila ia ingin keadaan mental dan jiwanya tidak mudah terganggu dan terkena penyakit jiwa yang diakibatkan oleh dirinya sendiri.
Jika ketiga syarat yang ada di atas tersebut tidak terlaksana, maka bisa dipastikan neurosis akan mudah menyerang. Hal itu dikarenakan ketiga syarat tersebut merupakan dasar dari adanya bentuk kesehatal mental yang bertujuan menyehatkan jiwa seseorang. Karena denngan adanya hal demikian seseorang akan dengan mudah melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan yang telah direncanakan, adapun hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan olehnya, maka dia akan menerima dengan perasaan lapang dada. Hal itu terjadi karena adanya sinkronisasi antara perasaan yang dimiliki dengan penanaman jiwa taqwa.
Adapun jika seseorang yang jika ketiga syarat itu tidak dimilikinya maka ia akan termasuk dalam golongan orang yang kurang sehat mentalnya. Golanga ini sangat luas mulai dari seringan-ringannya sampai kepada yang seberat-beratnya. Dari orang yang merasa terganggu ketentraman hatinya, sampai kepada orang yang sakit jiwa.
Jika gangguan yang dialaminya itu ringan maka tidaka akan menglami gangguan jiwa, tetapi jika lebih dari itu maka akan terjadi neurosis dan yang paling terberat adalah sakit jiwa.
3.      Kesimpulan
Dalam setiap menghadapi permasalahan yang terjadi pada diri seseorang, maka agar tidak terjadi gangguan dalam jiwa dan mengalami gangguan jiwa, dirasa sangat perlu menumbuhkan menanamkan pendidikan mental pada seseorang sejak kecil. Terutama pendidikan mental dalam agama. Karena dengan adanya hal yang demikian, segala permasalahan yang dihadapi oleh seseorang akan menemukan jalan keluar dengan mudah. Baik dengan caranya sendiri ataupun dengan bantuan dari orang lain. Baik hasilnya positif atau pun hasilnya negatif.
Hanya orang yang memiliki mental yang sehat yang dapat menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapinya dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan olehnya.
Mental yang tidak sehat, akan menghambat seseorang dalam menyelasaikan permasalahan yang terjadi dalam hidupnya, dan ini mengakibatkan seseorang cepat putus asa dan mengambil jalan pintas dalam setiap menyelsaiakan masalah yang dihadapinya.
Neurosis bukan masalah besar bagi seseorang, namun neurosis merupakan gejala yang dapat disembuhkan dengan cara memperkuat mental yang berlandaskan pada syariat Islam.



























DAFTAR PUSTAKA
Daradjat  Zakiah Dr., Pendidikan Agama Dalam Pembinaan
Mental., Bulan Bintang. (Jakarta: 1982).
Nafia Wafiqni. Diktat Mata Kuliah Mental Hygiene
Catatan Kuliah Pribadi., Mental Hygiene.
Mental Hygiena., Terapi Psikospiritual Untuk Hidup Sehat Berkualitas


[1] Catatan Kuliah Pribadi., Mental Hygiene.
[2] Mental Hygiena., Terapo Psikospiritual Untuk Hidup Sehat Berkualitas...
[3] Catatan Kuliah Pribadi., Mental Hygiene.
[4] Nafia Wafiqni. Diktat Mata Kuliah Mental Hygiene.
[5] Zakiah Daradjat., Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental., Bulan Bintang. (Jakarta: 1982)., Hal: 42