1.
Pendahuluan
Setiap manusia pastinya
menginginkan hidupnya selalu bahagia, baik dengan orang yang dicintainya
ataupun dengan dirinya sendiri. Namun dibalik itu semua, setiap manusia juga
mengalami suatu permasalahan yang pelik, sehingga mengakibatkan manusia itu
sendiri merasa berat untuk menjalani hidup ini.
Terkadang jika manusia itu
memiliki jalan pikiran yang pendek, bisa saja dia mengakhiri hidupnya dengan
cara yang tragis. Dalam hal ini bisa dilihat, bahwa golongan yang seperti
mentalnya terganggu. Namun ada juga yang tidak bisa menyelesaikan permasalah
yang ada dalam hidupnya, akibatnya dia tidak bisa menyelesaikan masalah dan
tidak kuat menghadapi permasalahan yang ada dan membuatnya menjadi kehilangan
kesadarannya sebagai seorang manusia yang normal.
Dalam kaitannya dengan hal
tersebut, maka penulis akan mencoba untuk menguraikannya lebih dalam lagi
mengenai Gangguan Jiwa tersebut.
2.
Pembahasan
Dari berbagai penelitian
dapat dikatakan bahwa gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang
tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental.[1] Dijelaskan kembali, bahwa
neurose atau gangguan jiwa adalah gangguan kepribadian yang relatif ringan,
sebagai akibat dari ketegangan yang kronis, konflik, frustasi dan
ketidakmampuan pribadi yang tidak terekspresikan dalam gejala-gejala perilaku
sindroma.[2]
Dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan yang tidak normal
yang diakibatkan dari adanya ketegangan yang kronis, konflik, frustasi. Jadi,
gangguan jiwa itu suatu keadaan yang tidak normal. Keadaan yang tidak normal
itulah yang kemudian dibagi menjadi dua bagian, yaitu neurose dan psikose.
Adapun neurosis atau
gangguan jiwa, yakni penderita atau individunya mengalami dan perlu mendapat
perawatan yang khusus, dan bersifat klinis dan bahkan perlu perawatan dirumah
sakit.
Maka tidaklah bisa di
diamkan hal yag demikian, walaupun pada dasarnya neurosis merupakan gangguan
kepribadian yang relatif ringan. Namun jika dibiarkan bukan lagi menjadi hal
yang ringan, bahkan menjadi hal yang sangat berat, yaitu mengharuskan
sipenderita dirawat secara intensif.
Thorpe mengemukakan
neurosis merupakan kondisi emosi yang salah satunya ditandai dengan tekanan
dari luar. Sementara George W. Kisker mengemukakan neuorsis merupakan tingkah
laku salah suai, dimana seseorang merespon stres dengan kecemasan yang menetap.
Sebagai contoh adalah:
gangguan psikomotor : Hiperaktivitas, pasien melakukan
pergerakan yang berlebihan naik ke atas genting berlari, berjalan maju mundur,
meloncat-loncat, melakukan apa-apa yang tidak disuruh atu menentang apa yang
disuruh, diam lama tidak bergerak atau melakukan gerakan aneh.
Ada 7 ciri seseorang mengidap gangguan jiwa, jika ciri
- ciri ini dapat dikenali dengan baik maka gangguan tersebut akan terdeteksi
dengan sangat cepat, semakin cepat sebuah gangguan jiwa terdeteksi maka
penanganannya juga lebih cepat. Melihat acara ditelevisi yang menayangkan
banyaknya kejadian Bunuh Diri,
maka perlu peran serta masyarakat agar kejadian bunuh diri tersebut dapat
berkurang.
- Menarik
diri dari interaksi sosial : seseorang mulai memiliki keinginan
untuk menyendiri, memiliki imaginasi yang sangat tinggi dan menikmati
sebuah suasana kesendirian, suasana kesendirian yang terlalu
berkepanjangan membuat seseorang menikmati kesendirian tersebut dan memicu
munculnya fantasi - fantasi semu, jika fantasi - fantasi tersebut berubah
menjadi sebuah persepsi nyata dan persepsi
tersebut diyakini oleh yang bersangkutan maka seseorang
tersebut akan mulai berbicara sendiri, berbicara dengan fantasinya dll.
- Mengalami kesulitan mengorientasikan waktu, orang
dan tempat. Seseorang mengalami ketidakmampuan untuk mengingat dimana dia
berada dan jam berapa dia saat itu, orang dengan kesulitan orientasi ini
terjadi karena memorinya hanya berputar pada masalah - masalah yang dia
pikirkan, sehingga dia kehilangan kemampuan untuk mengenali waktu dan
tempat.
- Mengalami
penurunan daya ingat dan daya kognitif parah : ketika diminta
untuk melakukan perhitungan sederhana maka dia tidak mampu melakukan
dengan mudah, perhitungan yang mudah tersebut menjadi sebuah tugas sulit
untuk mereka.
- Mengabaikan penampilan dan kebersihan diri :
orang dengan gangguan jiwa mengabaikan penampilan dan kebersihan diri,
gambaran dirinya negativ sehingga mereka menganggap penampilan tersebut
tidak penting, bahkan beberapa penderita gangguan jiwa parah telanjang dan
tidak mengenakan busana berkeliaran kemana - mana.
- Memiliki labilitas emosional : bisa mengalamai
perubahan mood yang sangat cepat, perubahan yang fluktuatif ini membuat
penderita gangguan jiwa menjadi susah terkontrol, stimulus yang sangat
ringan bisa membuat mereka menjadi marah
secara berlebih atau justru sedih secara berlebih.
- Memiliki perilaku yang aneh : mengurung diri
dikamar, berbicara sendiri, tertawa sendiri, marah berlebihan dengan
stimulus ringan, tiba - tiba menangis, berjalan mondar - mandir, berjalan
tanpa arah dan tujuan yang jelas.
- Memiliki keengganan melakukan segala hal : mereka
berusaha untuk tidak melakukan apa - apa bahkan marah jika diminta untuk
melakukan apa - apa.[3]
Jika anda
menemukan beberapa gejala tersebut, alangkah baiknya segera membawa orang yang
bersangkutan ke Psikiater, Dokter Spesialis Jiwa, Rumah Sakit Jiwa atau ke
Klinik Penyembuhan gangguan jiwa sehingga penderita masih bisa ditolong secepat
mungkin.
Untuk mengetahui neurosis lebih jauh,
berikut sedikit dipaparkan tentang bentuk-bentuk dari neurosis itu sendiri:
1.
Nerveous, bentuk reaksinya seperti menghisap ibu jari,
menggigit kuku dan salah tingkah.
2.
Worry, yang ditandai dengan rasa takut, cemas dan
tegang.
3.
Neurosis yang traumatik, yaitu gangguan kejiwaan
setelah mengalami peristiwa traumatik, seperti kecelakaan lalu lintas, serangan
bom, pengalaman perang dan pemerkosaan.
4.
Anxiety (cemas), merupakan ketidak berdayaan neurotik,
rasa tidak aman, tidak matang dan ketidakmampuan dalam menghadapi tuntutan
realitas.
5.
Psihastenia merupakan suatu pola neurostik yang
ditandai dengan gejala-gejla mental yang tidak tepat, dalam mana perasaan,
gagasan atau perbuatan individu berlangsung diluar kobtrol dirinya.[4]
Itulah
kelima bentuk neurosis yang ada pada diri manusia yang pada suatu waktu-waktu
dapat timbul kapan saja dan dalam keadaan apapun. Oleh karena itu, sebenarnya
neurosis dapat dicegah dan tidak perlu mendapatkan perawatan khusus bagi si
penderitanya. Lalu timbullah sebuah pertanyaan, bagaimanakan langkah kita untuk
mencegah agar neurosis tidak dengan mudah menyerang dan bersarang dalam diri
manusia ketika mendapatkan suatu permasalahan yang dihadapinya dan tidak
sanggup untuk menyelesaikannya.
Tentunya
untuk menjawab hal yang demikian, haruslah diketahui terlebih dahulu tentang
adanya neurosis yang timbul pada diri manusia. Seperti yang kita ketahui
bersama bahwa neurosis merupakan kumpulan dari keadaan yang tidak normal yang diakibatkan dari
adanya ketegangan yang kronis, konflik, frustasi, itu artinya hal yang terjadi
pada diri manusia tidak terlepas dari adanya gangguan mental pada diri
seseorang.
Maka dari itu, dirasa
perlu untuk membangun mental yang kuat dan tidak mudah terserang dengan
gangguan yang dapat mengakibatkan dirinya menjadi frustasi dan sebagainya.
Dr. Zakiah Dardjat dalam
bukunya Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental mengatakan bahwa ada beberapa
syarat yang harus dilakukan oleh seseorang untuk membangun mental yang kuat dan
tidak mudah putus asa. Yaitu:
a.
Pendidikan,
yang dimulai dari rumah tangga, dilanjutkan di sekolah dan sekaligus dalam
masyarakat. Pembangunan mental, mulai sejak anak lahir, dimana semua pengalaman
yang dilaluinya mulai dari lahir sampai mencapai dewasa menjadi bahan dalam
pembinaan mentalnya.
b.
Pembinaan
moral. Harus dilakukan sejak kecil, sesuai dengan umurnya. Karena setiap anak
dilahirkan belum mengerti mana yang dan mana yang salah dan belum tahu
batas-batas dan ketentuan-ketentuan moral yang berlaku dalam lingkungannya.
c.
Pembinaan
jiwa taqwa, jika kita menginginkan anak-anak dan generasi yang akan datang
bertumbuh ke arah hidup bahagia membahagiakan, tolong menolong, jujur, benar
dan adil, mau tidak mau penanaman jiwa taqwa perlu sejak kecil.[5]
Itulah tiga syarat yang
harus dilakukan oleh seseorang, yang apabila ia ingin keadaan mental dan
jiwanya tidak mudah terganggu dan terkena penyakit jiwa yang diakibatkan oleh
dirinya sendiri.
Jika ketiga syarat yang ada di atas tersebut tidak terlaksana,
maka bisa dipastikan neurosis akan mudah menyerang. Hal itu dikarenakan ketiga
syarat tersebut merupakan dasar dari adanya bentuk kesehatal mental yang
bertujuan menyehatkan jiwa seseorang. Karena denngan adanya hal demikian
seseorang akan dengan mudah melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan yang
telah direncanakan, adapun hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan
olehnya, maka dia akan menerima dengan perasaan lapang dada. Hal itu terjadi
karena adanya sinkronisasi antara perasaan yang dimiliki dengan penanaman jiwa
taqwa.
Adapun jika seseorang yang
jika ketiga syarat itu tidak dimilikinya maka ia akan termasuk dalam golongan
orang yang kurang sehat mentalnya. Golanga ini sangat luas mulai dari
seringan-ringannya sampai kepada yang seberat-beratnya. Dari orang yang merasa
terganggu ketentraman hatinya, sampai kepada orang yang sakit jiwa.
Jika gangguan yang dialaminya itu ringan maka tidaka akan
menglami gangguan jiwa, tetapi jika lebih dari itu maka akan terjadi neurosis
dan yang paling terberat adalah sakit jiwa.
3.
Kesimpulan
Dalam setiap menghadapi
permasalahan yang terjadi pada diri seseorang, maka agar tidak terjadi gangguan
dalam jiwa dan mengalami gangguan jiwa, dirasa sangat perlu menumbuhkan
menanamkan pendidikan mental pada seseorang sejak kecil. Terutama pendidikan
mental dalam agama. Karena dengan adanya hal yang demikian, segala permasalahan
yang dihadapi oleh seseorang akan menemukan jalan keluar dengan mudah. Baik
dengan caranya sendiri ataupun dengan bantuan dari orang lain. Baik hasilnya
positif atau pun hasilnya negatif.
Hanya orang yang memiliki
mental yang sehat yang dapat menyelesaikan setiap persoalan yang dihadapinya
dengan baik dan sesuai dengan apa yang diharapkan olehnya.
Mental yang tidak sehat,
akan menghambat seseorang dalam menyelasaikan permasalahan yang terjadi dalam
hidupnya, dan ini mengakibatkan seseorang cepat putus asa dan mengambil jalan
pintas dalam setiap menyelsaiakan masalah yang dihadapinya.
Neurosis bukan masalah
besar bagi seseorang, namun neurosis merupakan gejala yang dapat disembuhkan
dengan cara memperkuat mental yang berlandaskan pada syariat Islam.
DAFTAR PUSTAKA
Daradjat Zakiah Dr., Pendidikan Agama Dalam
Pembinaan
Mental.,
Bulan Bintang. (Jakarta: 1982).
Nafia Wafiqni. Diktat Mata
Kuliah Mental Hygiene
Catatan Kuliah Pribadi.,
Mental Hygiene.
Mental
Hygiena., Terapi Psikospiritual Untuk Hidup Sehat Berkualitas
[1]
Catatan Kuliah Pribadi., Mental Hygiene.
[2]
Mental Hygiena., Terapo Psikospiritual Untuk Hidup Sehat Berkualitas...
[3]
Catatan Kuliah Pribadi., Mental Hygiene.
[4]
Nafia Wafiqni. Diktat Mata Kuliah Mental Hygiene.
[5] Zakiah Daradjat., Pendidikan Agama Dalam Pembinaan Mental.,
Bulan Bintang. (Jakarta: 1982)., Hal: 42